A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan tentunya memiliki beberapa kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibedakan antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer itu meliputi sandang, pangan dan papan. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia membutuhkan suatu keterampilan tertentu. Keterampilan tersebut bisa diperoleh dari pendidikan. Pendidikan adalah proses dimana seorang anak didik mengembangkan pengetahuan dan menambah wawasan disiplin ilmu. Pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Pendidikan formal dapat diperoleh dari sekolah, sedangkan informal dapat diperoleh dari les atau bimbingan dari lembaga, sedangkan non formal dapat diperoleh dari keluarga atau masyarakat sekitar.
Sekolah berperan penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Serta meningkatkan harkat dan martabat seseorang tersebut.
Dalam lingkup sekolah, siswa merupakan komponen terpenting dalam proses belajar mengajar. Namun di sisi lain siswa sering memiliki masalah, baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun dari luar. Masalah yang berasal dari diri siswa itu sendiri misalnya kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan, sulit menerima pelajaran, merasa rendah diri, dan lain sebagainya. Sedangkan masalah yang timbul dari luar misalnya kondisi perekonomian, keluarga, dan lingkungan sekitar. Dan terkadang siswa tidak bisa menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya.
Untuk membantu menyelesaikan suatu masalah, siswa memerlukan seseorang yang dapar dipercaya untuk itu. Layanan Bimbingan Konseling (BK) sebagai salah satu komponen integral dari keseluruhan sistem pendidikan di sekolah mempunyai prinsip dasar yang kuat sebagai landasan pelaksanaannya. Sehingga layanan BK merupakan salah satu program yang wajib dilaksanakan setiap sekolah.
B. PENGERTIAN
Pengengertian BK menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam bukunya dasar-dasar penyuluhan (Surya, 1988) mengartikan bimbingan (layanan kepada siswa adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerusdari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dalam lingkungan.
C. TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
Tujuan yang ingin dicapai dalam layanan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mengenal latar belakang pribadi siswa yang menjadi klien dalam studi kasus ini, serta memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajarnya, faktor-faktor penyebab dan penetapan kemungkinan pemecahan masalahnya, dan bagaimana seharusnya beradaptasi diri dengan lingkungan barunya tersebut.
2. Tujuan Khusus
1. Membantu klien mengetahui kesulitan dalam hal menerima pelajaran
2. membantu mencarikan solusi dalam pemecahan masalah klien
3. Membantu mengembangkan kemampuan belajar klien
4. Membantu klien mengatasi kesulitan menerima materi pelajaran,
5. Membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri klien agar dapat dikembangkan secara optimal,
6. Menerima segala keluhan klien dan mencarikan solusi pemecahan masalahnya.
D. PENTINGNYA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
Layanan bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu siswa dalam pencapaian prestasi belajar semaksimal mungkin. Hala ini dapat terwujud apabila ada interaksi antara siswa dengan pemberi bimbingan tersebut, terutama bimbingan yang diberikan kepada siswa yang bermasalah tersebut.
Dengan adanya layanan Bimbingan Konseling (BK) yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan kali ini diharapkan akan berguna juga bagi lingkungan sekolah dan penghuni sekolah, antara lain:
1. Kepala Sekolah
2. Konselor (guru mata pelajaran BK)
3. Guru Pamong (mata pelajaran)
4.Wali kelas
5. Siswa (khususnya klien)
6. Orang tua siswa (khususnya orang tua klien
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Data merupakan sekumpulan informasi yang nantinya dapat digunakan untuk mencapai hasil yang valid dalam menyusun laporan studi kasus layanan Bimbingan Konseling ini. Untuk memperoleh data tersebut maka mahasiswa praktikan menggunakan metode atau teknik dalam pengumpulan data.
Adapun metode atau teknik dalam pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
1. Angket
2. Daftar Check List
3. Observasi
4. Wawancara
F. ALASAN PEMILIHAN KLIEN
Untuk menetapkan siswa yang akan dijadikan klien dalam studi kasus ini diperlukan beberapa informasi tentang diri klien yang digunakan sebagai bahan pertimbangan. Berdasarkan metode observasi yang digunakan praktikan selama klien mengikuti kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran Kompetensi Kejuruan, Kelas X, Jurusan Gambar Bangunan, di dalam kelas maupun diluar kelas, mahasiswa praktikan beranggapan bahwa siswa tersebut memang tepat sebagai klien.
Adapun alasan yang mendasari pemilihan siswa tersebut adalah:
1. Klien terlihat lebih menonjol jika di bandingkan dengan siswi lainnya.
2. Klien kurang memahami arah dan tujuan masuk jurusan yang tengah ditempuh
3. Klien sering terlihat tidak memperhatikan pelajaran
4. Klien tidak pernah bertanya pada guru saat menemui kesulitan dalam pelajaran.
5. Klien merasa takut menghadapi ulangan, karena kurang memahami materi.
6. Klien kurang berkonsentrasi dalam pelajaran,bahkan todak jarang terlihat melamun.
7. Klien tidak akan memperhatikan pelajaran yang dirasa sulit, dan tidak berusaha untuk mencari solusinya.
8. Terlihat kurang aktif dalam kelas.
A. IDENTIFIKASI KASUS
Hal yang pertama kali harus dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa yang menjadi klien perlu adanya identifikasi, identifikasi adalah melakukan perincian hal-hal yang merupakan suatu sebab terjadinya kasus yang terjadi pada siswa. Dalam identifikasi ini digunakan berbagai metode untuk mengetahui keseluruhan aspek kehidupan siswa yang bermasalah (klien).
2. Daftar Cek Masalah
Problem check list adalah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merancang masalah yang pernah atau sedang dialami oleh siswa (klien) dengan tujuan agar klien dapat mengetahui masalahnya dengan baik dan memiliki pemahaman terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Problem chek list yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sebuah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang/memancing masalah yang pernah atau sedang dialami klien.
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan dengan melihat tingkah laku siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung maupun saat jam pelajaran kosong atau diluar jam pelajaran yaitu pada jam istirahat sebelum dan sesudah pulang. Juga melalui media elektronik ketika di luar sekolah.
4. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpul data yang berhubungan secara langsung dengan klien tersebut.
B. DIAGNOSIS
Diagnosis merupakan tahap untuk menentukan hakekat masalah yang dihadapi siswa yang bermasalah (klien). Adapun tujuan diadakan diagnosis ini adalah untuk menemukan dan mengetahui jenis kesulitan dan latar belakang kesulitan yang dihadapi oleh klien. Sehingga diperoleh hakekat masalah yang diperoleh oleh klien.
C. PROGNOSIS
Prognosis ini merupakan tahap memprediksi kerangka-kerangka permasalahan yang terjadi jika masalah klien tidak segera dibantu atau jika segera dibantu.
Mungkin kita bisa menggambarkannya dan mengerti apa yang dimaksud.
D. RENCANA PEMBERIAN BANTUAN (TREATMENT PLANNING)
Rencana tentang jenis bantuan ini dilakukan untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami klien
E. PEMBERIAN BANTUAN (TREATMENT)
Setelah diketahui dari bab-bab sebelumnya tentang kondisi siswa klien bersama dengan permasalahannya, langkah selanjutnya yaitu pemberian bantuan pada siswa klien demi peningkatan prestasinya di waktu yang akan datang.
F. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Follow up adalah usaha yang dilakukan oleh konselor untuk mengikuti perkembangan klien setelah diberikan bantuan. Follow up/tindak lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah layanan bimbingan berhasil atau tidak. Tujuan dari tindak lanjut adalah untuk mengetahui keberhasilan diagnostik kesulitan belajar dan usaha bantuan yang telah diberikan.
Untuk mengetahui hasil treatment yang berhasil dilakukan pada klien, penulis membuat observasi lanjutan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Permasalahan siswa tergolong sangat berat, disebabkan banyak siswa tidak naik kelas karena sering membolos sekolah. Juga banyak siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah, seperti memakai seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan dan banyak siswa yang merokok di warung depan sekolah.
2. Identifikasi kasus dapat diartikan sebagai suatu usaha atau cara yang dilakukan sebagai langkah awal dalam kegiatan layanan studi kasus kepada siswa. Kriteria yang dipakai dalam menemukan klien/siswa yang mempunyai masalah dalam penyusunan layanan bimbingan ini, adalah:
a. Malas belajar
b. Salah jurusan yang ditempuh
c. Kurang bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar
d. Hubungan yang kurang harmonis dengan orang tua
e. Rendahnya motivasi siswa
3. Metode yang digunakan dalam studi kasus ini, antara lain angket data pribadi siswa, observasi/pengamatan, wawancara, daftar cek masalah (DCM), dan checklist kebiasaan belajar.
4. Diagnosis Kasus
Diagnosis merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan, serta latar belakang masalah yang dihadapi siswa. Dari hasil pengumpulan data didapatkan bahwa latar belakang kesulitan belajar klien dapat dikelompokkan menjadi:
a. Mengetahui lokasi kesulitan siswa.
b. Mengetahui jenis kesulitan yang dihadapi siswa.
c. Mengetahui latar belakang kesulitan yang dialami siswa.
Dari data angket, wawancara dan observasi, dapat dirumuskan masalah pokok yang dialami siswa, sebagai berikut:
a. Malas belajar
b. Salah jurusan yang ditempuh
c. Kurang bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar
d. Hubungan yang kurang harmonis dengan orang tua
e. Rendahnya motivasi siswa
5. Rencana Jenis Bantuan
Rencana tentang jenis bantuan ini dilakukan untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami klien. Rencana jenis bantuan yang akan diberikan adalah:
a. Mengajarkan kepada klien untuk berkonsentrasi dalam belajar dan mengikuti pelajaran di sekolah
b. Membangun motivasi untuk menyukai jurusan yang ditempuh
c. Membelajarkan siswa membuat daftar waktu untuk belajar
d. Membelajarkan kepada klien untuk memahami orang tua, contohnya memberitahu tentang suka duka orang tua mengurus keluarga
e. Menginformasikan tentang kelebihan-kelebihan yang ada pada jurusan bangunan
6. Pemberian Bantuan (Treatment)
Pemberian bantuan (treatment) yang berhasil diberikan pada klien, antara lain:
1. Mengajarkan kepada klien untuk berkonsentrasi dalam belajar dan mengikuti pelajaran di sekolah. Pada waktu pelajaran PDTB, penulis mendekati klien dan memberikan nasehat tentang kesulitan klien memahami materi pelajaran yang lain, apabila pelajaran dasar seperti PDTB tidak dikuasai.
Sebab, klien menyimak dengan baik pelajaran PDTB
2. Membangun motivasi untuk menyukai jurusan yang ditempuh.
3. Membelajarkan siswa membuat daftar waktu untuk belajar.
4. Membelajarkan kepada klien untuk memahami orang tua, contohnya memberitahu tentang suka duka orang tua mengurus keluarga.
B. SARAN
Dari hasil analisis layanan bimbingan siswa ini, penulis menyarankan kepada:
a. Siswa Kasus
1. Siswa hendaknya selalu berusaha mempelajari materi pelajaran yang berhubungan dengan perhitungan, karena perhitungan merupakan dasar dari teknik kejuruan
2. Siswa hendaknya berusaha untuk menyukai jurusan yang ditempuh, karena siswa sudah berkecimpung dengan jurusan gambar bangunan
3. Siswa selalu memperhatikan daftar waktu untuk belajar yang telah dibuat
4. Siswa hendaknya bisa bersikap lebih baik dan terbuka dengan orang tuanya agar setiap masalah bisa didiskusikan dan mendapat persetujuan atau nasehat dari orang tua.
5. Siswa hendaknya
b. Konselor Sekolah
Pihak konselor sekolah hendaknya terus memberikan layanan bimbingan pada siswa klien dalam kasus ini. Khususnya untuk lebih membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri siswa klien pada jurusan yang ditempuhnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran.
c. Orang Tua
Orang tua hendaknya lebih bisa melakukan pendekatan kepada siswa, agar tercipta hubungan yang harmonis antara kedua orangtua siswa dengan siswa itu sendiri.
d. Guru Mata Pelajaran / Wali Kelas
Guru pengajar dan wali kelas sebaiknya memberikan perhatian dan nasehat pada klien untuk dapat lebih terbuka, memotivasi dan memperhatikan klien serta menciptakan hubungan kekeluargaan dengan para siswanya.
http://isroful.wordpress.com/2009/10/30/pemberian-motivasi-belajar-untuk-meningkatkan-minat-belajar-pada-siswa-kelas-x-gambar-bangunan-di-smkn-6-malang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar