KONSEP DAN DEFINISI
Menurut
tylor (1871) budaya adalah sekumpulan pengetahuan kepercayaan ,seni ,
moral,hukum,adat dan kapabilitas serta kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang
sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu , definisi ini lalu
berkembang lebih lanjut dalam ilmu sosiologi . bahkan ilmu sosiologilah yang
kemudian secara luas menggunakan kata ini untuk menjelaskan berbagai fenomena
yang terjadi dalam sebuah kelompok masyarakat atau komunitas tertentu
Dalam
ilmu sosiologi , budaya diterjemahkan sebagai kumpulan simbol ,mitos, dan
ritual yang penting dalam memanggil atasannya dengan nama belakang sedangkan
diindonesia anggota organisasi biasanya
memanggil atasannya dengan awalan “pak”
Budaya
organisasi dapat ditelusuri secara langsung kepada variabel variabel yang
berhubungan secara struktural ,kini kita dapat berpindah pada pembahasan fungsi
budaya organisasi budaya dalam organisasi , diantaranya sebagai berikut.
Pengikat organisasi
(organization binder):
Budaya organisasi
berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi terutama pada saat
organisasi menghadapi goncangan baik dari dalam ataupun luar akibat adanya
perubahan . organisasi yang mempunyai budaya yang kuat akan mampu bertahan dan
keluar dari bdadai yang menghantam karena mampu memanfaatkan budaya sebagai
penguat bagi organisasi untuk menghadapi beragam hambatan yang menghadang
Integrator :
budaya organisasi merupakan alat untuk
menyatukan beragam sifat dan karakter serta bakat dan kemampuan yang beragam
yang ada dalam organisasi
I- dentitas organisasi :
Budaya organisasi
merupakan salah satu dari identitas organisasi tersebut .sebagai contoh adalah
The Jakarta Consulting Group sendiri . Logo dari The Jakarta Consulting Group
adalah orang memanah yang melambangkan kecepatan dan ketepatan ini berarti The
Jakarta Consulting Group memiliki identitas organisasi yang mengutamakan
kecepatan dan ketepatan
- Energi untuk mencapai
kinerja yang tinggi :
Fungsi budaya organisasi
sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi salah satu kredo
yang The Jakarta Consulting Group pegang adalah bekerja dalam tim . hal ini
kami percayai sebagai suntikan energi untuk menghasilkan hasil (output) yang
cepat dan berkualitas . sebab kemampuan dan bakat setiap orang berbeda
Ciri kualitas (sign of
quality):
Budaya organisasi
merupakan representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam organisasi
tersebut . kita ambil contoh dengan budaya bekerja di The Jakarta Consulting
Group sendiri . telah disebutkan diatas bahwa budaya organisasi yang bekerja di
The Jakarta Consulting Group dilakukan secara cepat dan tepat , dalam artian
hasilnya cepat terlihat dan kualitasnya terjaga baik
- Motivator :
Budaya organisasi juga
merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisasi . budaya yang kuat akan
menjadi motivator yang kuat bagi para anggota organisasinya untuk selalu
mengedepankan mutu dan kebersihan restorannya . tercermin dari penerapan sistem
saji 60 detik dan penjagaan kebersihan restoran dengan membersihkan kaca setiap
hari dan mengepel lantai dalam jangka waktu tertentu
Pedoman gaya
kepemimpinan :
Budaya organisasi yang
telah mengakar kuat dapat menjadi pedoman gaya kepempimpinan yang sesuai untuk
kondisi organisasi yang bersangkutan . acap kali sebuah perubahan baik itu yang
disengaja ataupun tidak membawa sebuah pandangan baru tentang kepemimpinan .
pemimpin dikatakan berhasil apabila mampu membawa anggota organisasi keluar
dari polemik krisis akibat perubahan yang terjadi
- Value enhancer :
Salah satu fungsi
organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari para stakeholdernya ini berarti
peningkatan nilai baik untuk para anggota organisasi juga bagi pelanggan ,
pemasok, dan pihak pihak lain yang berhubungan dengan organisasi tersebut ,
budaya organisasi yang kuat dan meresap akan kuat dalam setiap anggota
organisasi akan menjadi salah satu faktor yang mampu meningkatkan nilai bagi
para anggota ,pelanggan , pemasok dan pihak lain yang berhubungan dengan
organisasi tersebut.
TIPOLOGI BUDAYA
ORGANISASI
Secara umum budaya
organisasi terpilah menjadi dua kutub besar : budaya entreprenuer dan budaya
administratif . pemahaman dua klasifikasi dasar budaya organisasi ini akan
menuntun kearah pemahaman budaya organisasi secara lebih baik
Dalam jenisnya
entrepreaneur dalam setiap aktivitasnya selalu memfokuskan pada peluang peluang
baru . hal ini tercermin dalam jiwa kewiraswastaan yang selalu menganggap bahwa
dengan menemukan dan memanfaatkan peluang peluang baru tersebut perusahaan akan
selalu survive dan terdorong untuk selalu berusaha mencapai sasaran yang
berbeda beda dari satu periode ke periode berikutnya . karenanya kegiatan
operasional yang terjadi dalam perusahaan sangat dinamis dan membutuhkan
sumberdaya manusia yang cepat dalam mengantisipasi perubahan-perubahan internal
maupun eksternal . perusahaan akan berusaha memenuhi sarana yang dibutuhkan
untuk merealisasikan kegiatan dalam upaya meraih kesuksesan dari peluang baru
itu
Perusahaan yang
memiliki budaya administratif bertolak belakang dari budaya entrepreneuer ,
aktivitas yang dilakukan lebih memfokuskan pada peluang peluang yang sudah ada
budaya administratif ini memandang bahwa peluang yang diperoleh harusnya terus
dipertahankan , karena investasi yang ditanamkan sangat besar , konsekuensinya
logisnya perusahaan membutuhkan prosedure pengendalian yang cukup ketat untuk
mempertahankan peluang yang sudah diperoleh ini dinamika budaya administratif
tidak sedinamis budaya entrepreneur . struktur organisasi juga dengan
disesuaikan aktivitas usaha perusahaan yang menganut budaya administratif ini
Tipologi lain yang
dikemukaan oleh deal dan kennedy yang memilah budaya organisasi ke dalam empat
kategori budaya berdasarkan dua faktor utama yaitu :
·
Derajat resiko dalam kegiatan bisnis
·
Kecepatan perusahaan atau manajemen
dalam mendapatkan umpan balik atas keputusan atau strategi
Keempat kategori budaya
tersebut adalah :
·
The Tough-guy , Macho Culture
·
The Work Hard Culture
·
The Bet-Your Company Culture
·
The Process Culture
Masing-masing kategori
budaya tersebut akan dijabarkan menurut beberapa unsur penting yang ada seperti
·
Derajat resiko dalam kegiatan usaha
·
Tipe umpan balik yang diperoleh dari
setiap keputusan
·
Tipe perusahaan yang menggunakan budaya
tersebut
·
Perilaku yang ditunjukan oleh tokoh
panutan dalam budaya tersebut
·
Kekuatan sumber daya manusia
·
Kelemahan sumber daya manusia
·
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
tokoh panutan
Uraian selengkapnya
dapat dilihat dalam uraian berikut
The Tough-Guy , Macho
Culture
Budaya organisasi
kategori ini pada dasarnya memiliki beberapa unsur yang meliputi
a.
Derajat resiko kegiatan usaha
Tinggi
b.
Jenis umpan balik yang diperoleh
Cepat
c.
Tipe perusahaan
Konstruksi,kosmetik
d.
Perilaku tokoh panutan
-
memiliki sikap yang tegas
-sangat
individualis
-dapat
mentolelir semua atau tidak sama sekali terhadap resiko
-percaya
pada hal-hal takhayul
e.
Kekuatan sumber daya manusia
Dapat
menyelesaikan tugas dalam waktu singkat dan beroreientasi pada jumlah yang
relatif kecil
f.
Kelemahan SDM
-tidak
belajar dari kesalahan sebelumnya ,
-sifat
kerja sama diabaikan
-segala
sesuatu berorientasi pada jangka pendek
g.
Kebiasaan kebiasaan tokoh panutan
-modis
tinggal didaerah elite
-suka
olahraga yang perorangan
-senang
berinteraksi secara verbal dari satu orang ke orang lain
daftar pustaka : the Jakarta Consulting Group, Corporate & Organization Culture : the Concept, 531hal.
daftar pustaka : the Jakarta Consulting Group, Corporate & Organization Culture : the Concept, 531hal.