NewsLine

Selamat datang di blog GiastaGinting... Semoga blog ini bermanfaat bagi anda.

Selasa, 09 Oktober 2012

PENGALAMAN SAYA DI SUATU ORGANISASI HUKUM DI UKI




Tulisan ini adalah pengalaman saya yang pernah berkuliah di suatu universitas di salemba dan saya tulis dengan sesadar-sadarnya tanpa maksud untuk menjelek-jelekan seseorang atau organisasi kampus apapun. 

Waktu saya maba, saya idealis banget orangnya. saya pengen merubah diri saya menjadi “dewasa” dan saya yakin salah satunya dengan mengenal banyak orang, sharing ilmu dan pengalaman juga berguna buat orang lain. Kalo kata aktivis kampus itu “agent of change”. Tapi satu hal yang saya pertanyakan ketika saya mulai semester ketiga  setelah menjalani beberapa organisasi dan kepanitiaan :  “apa tujuan lu ikut organisasi kampus?”, “perubahan apa yang lu inginkan?”, “Lu mau ngerubah apa?”. Sama seperti tagline ga jelas itu, saya mulai ngerasa kalo saya juga ga jelas dalam menjalaninya.

Bener kata senior saya, kalo lu udah nyaman sama orang-orang di organisasi lu, bakal enak juga ngejalaninnya, begitu juga sebaliknya. Untuk tahun pertama perkuliahan saya, saya enjoy banget dan ikhlas disuruh apa juga. Seneng banget, beberapa temen --sampai saat ini--  ada yang bisa diajak jalan-jalan bareng dan tukar pikiran, bantu cariin kerjaan disaat ga ada duit, juga selalu ada untuk menolong di saat yang sulit.Tapi keadaan berubah saat apa yang kita prediksi baik menuju kenyataan buruk. Mungkin karena saya berharap lebih kalau setiap orang adalah konsisten dan komitmen. Maka, Satu hal yang sangat saya pelajari dari organisasi adalah jangan pernah berharap lebih kepada orang lain

Lu pikir organisasi itu enak semua? Ho, tentu saja enggak. Banyak juga hal-hal yang menyebalkan yang gw rasakan disana.

Budaya Organisasi (Saat Rapat atau Kumpul)
Mungkin “Jam Karet” atau “Telat” udah jadi budaya orang Indonesia. Jarkoman jam sepuluh, rapat baru mulai jam dua belas. Dan akhirnya lu terbiasa dengan mengatakan “Paling juga telat, bentar lagi akh”. Saat yang lain mendengar gumaman itu, maka jumlah orang yang telat akan makin banyak.  Jadilah lingkaran setan orang telat. 
Apalagi kalau lu udah minta ACC / Persetujuan atasan bos atau pemimpin organisasinya.. Dan sang pemimpin adalah orang yang kemakan kebiasaan telat juga. lama.. karena lu harus berurusan sama banyak orang (bisa sampai tiga orang). 

The Gank
Ini hal yang paling saya sebel banget. Ketika dalam sebuah organisasi ada “organisasi” lain. Saat ada “gank” tertentu dalam sebuah organisasi, akan sangat menggangu orang-orang yang berada di luar “gank” tersebut. Gank disini bisa aja kumpulan orang-orang dari organisasi yang sejurusan, anggota organisasi tersebut di masa kepengurusan sebelumnya yang jadi pengurus lagi atau kumpulan orang-orang yang udah cocok satu sama lainnya.
Untuk “gank” sejurusan,saya masih paham apa yang mereka diskusikan. Tapi kalo “gank” anggota organisasi tersebut di masa kepengurusan sebelumnya itu benar-benar rese banget. Mereka sulit nerima pendapat orang baru. Ngerasa mereka lebih berpengalaman dan bahkan sering bilang, “Mank lu tau apa?” untuk hal-hal biasa.  
Rata-rata “gank” anggota organisasi tersebut di masa kepengurusan sebelumnya itu udah cocok satu sama lain dan saling ngerti. Jadi kalo orang baru nyela, berasa banget  jadi intruder (pengganggu). Sebuah kasus terjadi akhir-akhir ini ketika saya komplain di organisasi saya.
Saya ngadu sama A tentang kelakuan si B ke saya yang saya kurang suka (A dan B se “gank”), Si A  dengan entengnya bilang, “Si B itu emang orangnya gitu,Ian. Harusnya lu ngertiin dia”. A malah belain B –mungkin karena merasa mengerti si B, begitu yang saya tangkap dari bahasanya. Dan akhirnya gw jadi  mikir sendiri,”Gw apa ya disini? Kita satu, bukan? Gw temenlu juga ‘kan ya?”. Padahal gw kenal A cukup lama juga dari maba.
Dan kebodohan dari the ‘gank’ ini adalah ketika ada suatu hal yang harus dikerjain bareng-bareng, mereka malah kerjain sendiri. Itu karena mereka miskomunikasi sama orang baru. Tapi kesannya orang baru ga mau bantuin terus dengan asiknya ngomong, “Makanya aktif donk nanya-nanya!”, "Makanya rajin donk dateng kesini" atau “Makanya kumpul donk ama kita!”.

Hal yang menyebalkannya adalah ketika “gank” ini bersatu,  orang baru (gw, terkadang) bakalan ga ngerti apa yang diomongin mereka dan ketika mereka terpisah jadi individu-individu, mereka baru mau ngajakin orang diluar anggota mereka untuk diskusi dan hal-hal lainnya. Dan sebagai orang baru, saya harus kepo dan “ambil hati” mereka supaya mereka mau ngobrol sama saya juga.
Dan saya mulai mikir lagi, kenapa bisa saya joinan sama sekumpulan orang-orang egois yang ga dewasa ini? Kenapa gw bisa ada disini? Nun disana ada orang-orang lain yang menghargai waktu dan perasaan gw. Orang yang menghargai orang lain sesibuk apapun! 


NAMA : GINDRIASTA GINTING
NPM    :  13111076
KELAS:  2 KA 18

Follow Me